LAPORAN PRAKTIKUM PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN



BAB 1. PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pertumbuhan merupakan ciri khusus seluruh makhluk hidup. Setiap makhluk hidup selalu mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan, termasuk didalamnya yaitu tanaman. Pertumbuhan merupakan proses kenaikan massa dan volume yang bersifat irriversible (tidak dapat kembali ke asal) seperti bertambahnya tinggi, panjang dan lebar pada bagian - bagian tumbuhan. Hal ini terjadi karena adanya tambahan substansi atau unsur-unsur struktural yang baru dan perubahan bentuk yang terjadi selama proses tersebut seperti pertambahan jumlah dan ukuran sel. Pertumbuhan pada suatu tanaman dapat diukur serta dapat dinyatakan dengan angka atau bersifat kuantitatif.
Berbeda dengan pertumbuhan, Perkembangan adalah proses pendewasaan  menuju tingkat yang lebih sempurna. Perkembangan pada tanaman tidak dapat dinyatakan secara kuantitatif dan bersifat reversible (dapat kembali ke asal) karena proses perkembangan pada makhluk hidup berjalan sejajar dengan proses pertumbuhan. Pada sel, sel berkembang sesuai spesialisasi mereka masing - masing (berkembang dan terstruktur sesuai fungsi masing-masing). Contohnya yaitu perubahan dari fase vegetatif menuju fase generatif.
Salah satu indikator keberhasilan dalam menunjukkan potensi produksi tanaman adalah kemampuan tanaman untuk tumbuh dan berkembang secara optimal dalam interaksi dengan faktor lingkungan pada saat fase vegetatif. Fase vegetatif terjadi dengan ditandai adanya pertambahan daun, akar dan batang. Selain itu, pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh proses fisiologis didalam tumbuhan. Faktor fisiologis ini di dipengaruhi  oleh faktor-faktor iklim seperti radiasi matahari, suhu, curah hujan dan kelembaban udara. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang bekelanjutan yang mengarah pada karakteristik morfogenesis spesies. Kedua proses tersebut di pengaruhi oleh adanya faktor internal dan faktor eksternal, untuk tingkat pengaruhnya tergantung pada karakteristik tanaman tersebut. Berlangsungnya proses pertumbuhan pada tanaman juga ditentukan oleh adanya air dan unsur N. Tanaman menyerap mineral (unsur-unsur hara) dalam tanah dengan air sebagai pelarutnya. Karena tanaman tidak dapat menyerap semua mineral yang ada di dalam tanah. Mineral-mineral dalam tanah tersebut harus diuraikan menjadi senyawa yang kecil yang dapat diserap oleh tanaman.
Pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman sangat bergantung dengan keadaan lingkungan di sekitar tanaman tersebut. Misalnya saja jenis tanah juga sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Karena kandungan unsur hara pada setiap jenis tanah berbeda. Lingkungan yang baik akan menghasilkan pertumbuhan tanaman yang baik, hal ini juga berpengaruh pada kualitas dan kuantitas hasil produksi pada tanaman. Oleh karena itu banyak dilakukan cara atau teknik untuk menumbuh kembangkan tanaman dengan memanipulasi faktor genetik maupun faktor lingkungan guna memperoleh hasil produksi yang maksimal. Karena proses pertumbuhan dan perkembangan sangat menentukan produksi suatu tanaman.

1.2 Tujuan
1. Mempelajari terjadinya proses pertumbuhan dan perkembangan organ tanaman.
2. Mengamati letak daerah pertumbuhan pada akar dan pucuk tanaman.













BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Gardner dkk (1985) berpendapat bahwa, pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang paling penting dalam kehidupan tumbuhan. Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara terus menerus dalam daur hidup tumbuhan, bergantung adanya ketersediaan meristem pada tumbuhan, hasil asimilasi, dan hormon serta subtansi pertumbuhan lainnya selain itu, juga didukung oleh adanya faktor lingkungan.  Pertumbuhan tanaman sangat mempengaruhi dalam produksi tanaman budidaya modern untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal dengan menggunakan manipulasi genetik dan lingkungan. Faktor - faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman ada dua yaitu faktor internal (genetik) dan faktor eksternal (lingkungan). Faktor internal meliputi laju fotosintetik, respirasi, pembagian hasil asimilasidan N, klorofil dan kandungan pigmen lainnya, tipe dan letak meristem, kapasitas menyimpan cadangan makanan, aktivitas enzim, pengaruh langsung gen, diferensiasi. Sedangkan faktor eksternal meliputi iklim (cahaya, temperatur, air, panjang hari, angin dan gas), tanah (tekstur, struktur, bahan organik, KTK, pH tanah), biologis (Organisme Pengganggu Tanaman).
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) merupakan kendala yang sering ditemui dalam pertanaman tanaman budidaya. OPT merupakan salah satu faktor yang dapat menghambat laju pertumbuhan, perkembangan serta produktivitas tanaman (Palijama, 2012). Tanaman, tanah dan iklim mempunyai suatu hubungan yang sangat kompleks dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanman.  Sehingga diperlukan adanya simulasi antara tanaman, tanah dan iklim. Simulasi akan mensimulasikan komponen-komponen proses yang terjadi selama masa pertumbuhan tanaman seperti (kadar air tanah, evapotranspirasi), pertumbuhan tanaman (indeks luas daun, berat kering akar, batang, daun dan umbi) serta fase-fase perkembangan tanaman (Salwati, 2013). Dukan lingkungan fisik dari tanah dan iklim yang ideal dibutuhkan dalam keberhasilan pertumbuhan tanman. Pada proses pertumbuhan dan perkembangan sangat memerlukan tanah yang subur sebagai sumber utama media penyerapan akar. Tingkat kesuburan tanah disetiap daerah di Indonesia beranekaragam, ada yang subur dan ada yang tidak subur. Hal ini terjadi dikarenakan adanya perbedaan dalam pengelolaan tanah di masing-masing daerah (Lasamadi, 2013).
Tahapan dalam pertumbuhan dan perkembangan sel yang pertama adalah didahului adanya proses pembelahan sel yaitu satu sel dewasa membelah menjadi dua sel yang terpisah dan tidak selalu serupa satu sama lain. Untuk tahapan yang kedua yaitu pembesaran sel adalah proses dimana salah satu atau kedua anak tersebut membesar volumenya. Selanjutnya peristiwa ketiga yaitu diferensiasi sel yang berarti sel yang sudah mencapai volume akhirnya, menjadi terspesialisasi dengan cara tertentu. Berbagai macam cara sel membelah, membesar, dan terspesialisasi telah menghasilkan berbagai jenis jaringan dan organ tumbuhan, dan banyak jenis tumbuhan (Salisbury dan Ross, 1992). Untuk mendapatkan pertumbuhan yang baik tanaman harus memperhatikan media tumbuhnya, tanaman memerlukan zat pengatur tumbuh (ZPT). Zat pengatur tumbuh merupakan senyawa organik bukan hara, yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung, menghambat dan dapat merubah proses fisiologis tumbuhan. Selain itu juga berfungsi untuk mengatur dan menunjang pertumbuhan dan perkembanganya (Patma dkk, 2013).
            Pertumbuhan suatu tanaman sangat dipengaruhi oleh kandungan unsur hara atau mineral-mineral dalam tanah, terutama nitrogen merupakan senyawa yang sangat dibutuhkan tanaman dalam proses pertumbuhan. Namun kandungan nitrogen yang dibutuhkan setiap tanaman berdeda-beda. Selain nitrogen, tumbuhan juga membutuhkan hormon sebagai perangsang untuk pertumbuhannya. Seperti hormon auksin, giberelin dan sitokinin yang berperan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Lomer dkk, 2012). Nutrisi pada tanaman yang tidak tepat sangat mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman, nutrisi tanaman ini berkaitan dengan lingkungan seperti contohnya tanah. tanaman yang tumbuh pada tanah yang subur atau pada tanah yang memiliki unsur hara yang dibutuhkan tanaman maka tanaman yang tumbuh pada tanah tersebut akan mengalami proses pertumbuhan yang dengan normal dan baik (Sardoei dkk, 2014).
 Proses pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh lingkungannya. Lingkungan merupakan faktor eksternal yang sangat mengganggu pertumbuhan tanaman apabila kondisi lingkungan tidak sesuai dengan sifat tumbuh tanaman. Kondisi lingkungan ini meliputi intensitas sinar matahari, temperatur, dan tekanan udara serta adanya mikroorganisme yang mengganggu tanaman (Huang dkk, 2010). Selain itu, lingkungan sekitar tanaman juga sangat mempengaruhhi pertumbuhan tanaman misalnya saja tanaman yang ditanam di lingkungan yang terdapat gelombang suara atau suara musik juga sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman (Singh dkk, 2013).
           




BAB 3. METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
            Praktikum Fisiologi Tumbuhan acara yang berjudul Pertumbuhan dan Perkembangan dilaksanakan pada hari Sabtu, 20 September 2014 yang bertempat di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Fakultas pertanian universitas Jember mulai pukul 10.00 – 12.00 WIB.

3.2 Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
1.      Kecambah kacang tanah
2.      Bibit kacang panjang dalam polybag
3.      Aquadest
4.      Tinta hitam (tinta cina)

3.2.2   Alat
1.    Kertas filter
2.    Beaker glass
3.    Object glass
4.    Benang
5.    penggaris

3.3              Cara Kerja
3.3.1 Pertumbuhan Akar
1.      Menyediakan suatu ruangan yang lembab dengan jalan melapisi sisi dalam beaker glass dengan kertas filter basah atau lembab.
2.      Melapisi object glass dengan kertas filter kasar dan basah.
3.      Memilih 7 kecambah kacang tanah yang baik (lurus) dan sehat dengan akar lebih dari 1 cm.
4.      Memberi tanda (titik) pada 5 biji kecambah dengan tinta cina sebanyak 10 tanda mulai dari ujung akar dengan jarak interval 2 mm. Memberi tanda pada kecambah yang lain dengan jarak 10 mm dari ujung akar sebagai kontrol.
5.      Meletakkan kecambah-kecambah tersebut pada object glass dengan mengikatnya. Mengusahakan ujung akar selalu menempel pada kertas filter. Memasukkan ke dalam beaker glass yang lembab kemudian menyimpannya ditempat yang gelap.
6.      Setelah 48 jam mengukur jarak diantara interval 1 tanda, menghitung nilai rata-rata panjang pada masing-masing nomor interval (nomor interval 1 sd 10) dan juga panjang rata-rata kontrol (jumlah panjang kecambah kontrol dibagi banyaknya kecambah kontrol).
7.      Kemudian menyusun dalam bentuk tabel dan membuat grafiknya (nomor interval sebagai absis dan nilai rata-rata panjang interval sebagai ordinat) dengan memakai kertas grafik.

3.3.2        Pertumbuhan Pucuk
1.      Menanam biji kacang panjang dalam bak pasir dan membiarkan beretiolasi selama 4 hari ditempat gelap.
2.      Memberi 10 tanda pada epikotil dari 5 kecambah dengan interval 2 mm yang diambil dari pucuk tanaman dengan menggunakan tinta cina.
3.      Menandai 2 kecambah yang lain dengan satu tanda 20 mm dari pucuk tanaman sebagai kontrol, kemudian menempatkan pada tempat yang gelap.
4.      Setelah 48 jam megukur jarak diantara interval tanda, menghitung nilai rata-rata panjang pada masing-masing nomor interval (nomor interval 1 sd 10) dan juga panjang rata-rata kontrol (jumlah panjang kecambah kontrol dibagi banyaknya kecambah kontrol).
5.      Kemudian menyusun dalam bentuk tabel dan membuat grafiknya (nomor interval sebagai absis dan nilai rata-rata panjang interval sebagai ordinat) dengan memakai kertas grafik.

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1  Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Perkembangan
Perlakuan
Ulangan
Interval
Rata-rata hari ke
0 (mm)
2 (mm)
4 (mm)
6 (mm)
Kacang tanah dari pangkal
1
1-5
2
2,3
2,9
3,1
2
1-5
2
2,4
2,7
2,8
3
1-5
2
2,4
2,6
2,8
4
1-5
2
2.7
3,0
3,8
5
1-5
2
2,2
2,7
2,9
Kacang tanah dari ujung
1
1-5
2
2,5
2,8
3,0
2
1-5
2
2,3
2,6
2,7
3
1-5
2
2,5
2,8
3,0
4
1-5
2
2,2
2,6
2,8
5
1-5
2
2,3
2,6
2,8
Kacang panjang dari pangkal
1
1-5
2
2,2
2,6
2,8
2
1-5
2
2,4
2,7
3,0
3
1-5
2
2,4
2,7
3,0
4
1-5
2
2,6
2,8
3,0
5
1-5
2
2,5
2,8
3,1
6
1-5
2
2,2
2,6
3,0
7
1-5
2
2,3
2,7
2,9
8
1-5
2
2,3
2,7
2,9
9
1-5
2
2,2
2,4
2,7
10
1-5
2
2,2
2,5
2,7


4.2  Pembahasan
Berdasarkan hasil dari praktikum pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman kacang tanah dan kacang panjang yang diukur pertumbuhannya pada hari ke 0, 2, 4 dan 6 diketahui bahwa pada hari ke 0 pada setiap ualangan pertumbuhan tanaman mencapai 2 mm karena pada praktikum kali ini menggunakan kecambah tanaman dengan memberikan jarak 2 mm pada setiap pangkal dan ujung tanaman yang diamati untuk mempermudah dalam proses pengamatan. Untuk selanjutnya pada hari ke 2 diketahui bahwa tanaman kacang tanah yang dihitung pertumbuhan akarnya mempunyai rata rata tertinggi yaitu pada ulangan ke 4 sebesar 2,7 mm kemudian pada hari ke 4 sebesar pada ulangan ke 1 dengan pertumbuhan akar sepanjang 6 mm dan hari ke 6 pertumbuhan tertinggi terjadi pada ulangan ke 4 dengan panjang pertumbuhan 8 mm. Kemudian pada tabel dapat dilihat bahwa pertumbuhan kacang tanah yang diukur dari ujung (pertumbuhan pucuk) diketahui hari ke 0 sebesar 2 mm kemudian pertumbuhan yang tertinggi pada hari kedua terletak pada ulangan ke 2 dan ulangan ke 3 dengan panjang pertumbuhan sebesar 2,5 mm. Namun pada hari ke 4 pertumbuhan tertinggi pada ulangan ke 4 karena mempunyai selisih pertumbuhan tertinggi sebesar 4 mm. Selanjutnya pertumbuhan kacang panjang pada hari ke 0 memiliki panjang 2 mm, kemudian pertumbuhan yang signifikan terjadi pada ulangan ke 4 dengan panjang pertumbuhan sebesar 6 mm. Untuk hari ke 4 pertumbuhan kacang panjang tertinggi terjadi pada ulangan pertama dan ulangan ke delapan dimana pada ulangan tersebut mempunyai panjang pertumbuhan yang sama yaitu sebesar 4 mm. Selanjutnya pada hari ke 6 pertumbuhan tertinggi terjadi pada ulangan ke 6 dengan panang pertumbuhan sebesar 4 mm. Berdasarkan data hasil praktikum tersebut yang mempunyai pertumbuhan sangat cepat pada hari ke 2 terjadi pada perlakuan pertama menggunakan kacang tanah yang diukur dari pangkal (pertumbuhan akar) yang ditunjukkan pada ulangan ke 4 dengan panjang pertumbuhan sebesar 7 mm. Kemudian pada hari ke 4 peningkatan pertumbuhan yang tertinggi terdapat pada perlakuan kacang tanah yang dari pangkal dengan pertumbuhan sebesar 6 mm.  Pada hari ke 6 terjadi pertumbuhan secara signifikan pada  perlakuan kacang tanah yang diukur petumbuhan akarnya dimana pertumbuhan akar pada kacang tanah pada ulangan ke 4 merupakan pertumbuhan yang paling tinggi dengan panjang pertumbuhan sebesar 8 mm. Berarti, dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan yang paling cepat yaitu pertumbuhan akar dibadingkan dengan pertumbuhan pucuk. Menurut Rusdiana (2000) hal ini dikarenakan pertumbuhan pucuk tanaman dapat terhambat akibat adanya cahaya yang menghambat kerja dari hormon auksin. Sedangkan, pada bagian akar tanaman mengalami pertumbuhan yang cepat karena adanya pengaruh air dimana akar selalu menyerap hara dalam bentuk terlarut. Hara-hara yang diserap akar tersebut sangat banyak karena tanaman dalam proses pertumbuhan cenderung membutuhkan banyak nutrisi untuk pertumbuhannya sehingga akar menyerap banyak nutrisi yang diperlukan tanaman.
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman yaitu faktor internal yang berasal dari dalam dan faktor eksternal yang berasal dari luar tanaman atau lingkungan tempat tanaman tumbuh. Faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman ini meliputi gen dan hormon. Gen dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman melalui sifat yang diturunkan oleh induknya dan merupakan hasil dari sintesis protein yang dikendalikan. Hormon dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman karena merupakan fitohormon (Zat tumbuh) pada tanaman. Contoh dari hormon tumbuh pada tanaman yaitu hormon auksin, sitokinin, giberelin, Asam traumalin, etilen, kalin dan Asam absisat. Faktor selanjutnya yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman yaitu faktor eksternal. Faktor eksternal meliputi Air, air sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman karena tanpa adanya air tanaman tidak akan tumbuh. Fungsi dari air yaitu membantu proses fotosintesis dan mengaktifkan reaksi enzimatik serta melarutkan unsur-unsur hara sehingga dapat diserap oleh tanaman. Suhu, suhu juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman karena setiap tanaman membutuhkan suhu yang berbeda beda dalam proses pertumbuhannya atau sering disebut dengan suhu optimum. Kelembaban, kelembaban yang dibutuhkan setiap tanaman berbeda. Tetapi pada kebanyakan tanaman umumnya tidak akan tumbuh baik pada tanah dan udara yang lembab. Makanan, makanan merupakan sumber materi untuk mensintesis berbagai komponen sel dan merupakan sumber energi pada tanaman. Cahaya, semakin tinggi intensitas cahaya pada tumbuhan maka hormon auksin pada tanaman semakin aktif bekerja sehingga, dapat meningkatkan laju pertumbuhan tanaman.
Perbedaan pertumbuhan pucuk dan pertumbuhan akar pada tanaman yaitu pada pertumbuhan pucuk umumnya tumbuh ke atas (diatas permukaan tanah) dan berada pada bagian tanaman yaitu pucuk daun tanaman hal ini dikarenakan pucuk daun tanaman mencari cahaya matahari untuk melakukan proses fotosintesis. Sedangkan, pertumbuhan akar memiliki sifat tumbuh ke bawah menuju pusat bumi (didalam tanah) dan berada pada bagian tumbuhan yaitu akar. Hal ini dikarenakan akar tanaman mencari mineral atau unsur hara yang terkandung didalam tanah yang dibutuhkkan oleh tumbuhan. Proses pertumbuhan pada akar diawali dengan adanya pembelahan sel pada daerah titik tumbuh akar (sel meristem) dan pada jaringan kambium.  Setelah itu proses selanjutnya yaitu pemanjangan sel yang terjadi pada meristem akar, sehingga mengakibatkan akar tanaman menjadi bertambah panjang. Sedangkan proses pertumbuhan pucuk pada tanaman di awali dengan adanya proses differensiasi sel pada meristem, kemudian sel meristem yang terdapat diujung batang membentuk daun muda yang kemudian menyelubungi bagian ujung tanaman sehingga, membentuk seperti tunas kuncup dan kemudian memajang. Pada pertumbuhan akar tanaman cenderung lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan pucuk tanaman. Karena pada akar tanaman selalu menyerap mineral – mineral atau hara-hara dalam tanah yang dibutuhkan oleh tanaman untuk mempercepat proses pertumbuhan sehingga pada bagian akar tanaman selalu tercukupi oleh adanya nutrisi. Sedangkan, pada pertumbuhan pucuk tanaman dapat terhambat karen adanya cahaya matahari dimana cahaya matahari dapat menghambat kerjadari hormon auksin yang merupakan hormon tumbuh tumbuhan.




BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Berdasarkan dari hasil praktikum diketahui bahwa pertumbuhan akar pada tanaman cenderung lebih cepat dibandingkan pertumbuhan pada pucuk tanaman.
2. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman adalah faktor internal (gen dan hormon) dan faktor eksternal (keadaan lingkungan tempat tumbuh tanaman).
3. Perbedaan dari pertumbuhan pucuk dan pertumbuhan akar tanaman yaitu arah tumbuh tanaman dimana pertumbuhan pucuk mengarah ke atas permukaan tanah sedangkan pertumbuhan akar yaitu mengarah menuju pusat bumi.

5.2 Saran
Sebaiknya praktikan lebih mendegarkan apa yang disampaikan oleh asisten dosen agar tidak terjadi kekeliruan dan pada saat pemberian tanda pada tanaman lebih teliti dan berhati – hati agar mempermudah pelaksanaan praktikum selain itu, hasil yang didapat saat pengukuran juga valid.


DAFTAR PUSTAKA
Gardner, F.P, Pearce R.B, dan Mitchell R.L. Fisiologi Tanaman Budidaya. Terjemahan oleh Herawati Susilo. 1991. Jakarta: Penerbit  UI.

Huang J. dkk. 2010. Functional Analysis of the Arabidopsis PAL Gene Family in Plant Growth, Development, and Response to Environmental Stress. Plant Physiology, 153: 1526–1538.

Lasamadi, R.D. 2013. Pertumbuhan Dan Perkembangan Rumput Gajah Dwarf (Pennisetum Purpureum Cv. Mott) Yang Diberi Pupuk Organik Hasil Fermentasi Em4. Zootek, 32(5): 158-171.

Lomer, A.M dkk. 2012. Effect Of Nitrogen On The Growth Levels And Development Of Maize Hybrids In The Condition Of Amino Acids Application. International Journal of Agriculture and Crop Sciences, 4(14): 984-992.

Palijama, W., Riry J. Dan Wattimena A.Y. 2012. Komunitas Gulma Pada Pertanaman Pala (Myristica Fragrans H) Belum Menghasilkan Dan Menghasilkan Di Desa Hutumuri Kota Ambon. Ilmu Budaya Tanaman, 1(2): 134-142.

Patma, Utri dkk. 2013. Respon Media Tanam Dan Pemberian Auksin Asam Asetat Naftalen Pada Pembibitan Aren (Arenga Pinnata Merr). Online Agroekoteknologi, 1(2): 1-10.

Rusdiana, O., Y. Fakuara., C. Kusmana., dan Y. Hidayat. 2000. Respon Pertumbuhan Akar Tanaman Sengon (Paraserianthes Falcataria) Terhadap Kepadatan Dan Kandungan Air Tanah Podsolik Merah Kuning. Manajemen Hutan Tropika, 6(2): 43-53.

Salisbury, F.B. dan Ross, C.W. 1992. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. Terjemahan oleh Dr. Diah R. Lukman dan Ir. Sumaryono, MSc. 1995. Bandung: Penerbit ITB.

Salwati, dkk. 2013. Model Simulasi Perkembangan, Pertumbuhan Dan Neraca Air Tanaman Kentang Pada Dataran Tinggi Di Indonesia. Informatika Pertanian, 22(1): 53-64.

Sardoei, A.S, Fahraji S.S, dan Ghasemi H. 2014. Effects Of Different Growing Media On Growth And Flowering Of Zinnia (Zinnia Elegans). International journal of Advanced Biological and Biomedical Research, 2(6): 1894-1899.

Singh A., Jalan A. dan Chatterjee J. 2013. Effect Of Sound On Plant Growth. Asian J. Plant Sci. Res, 3(4): 28-30.

Komentar

  1. Casino Resort Las Vegas - MapYRO
    Casino 제천 출장마사지 Resort is a 3-acre 화성 출장마사지 property in Henderson, NV. This 경기도 출장마사지 property was recently sold for 평택 출장안마 $3.75 billion and has an estimated value of 대전광역 출장안마 $3,829

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

LAPORAN PRAKTIKUM VERTIKULTUR

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN - RESPIRASI