LAPORAN PRAKTIKUM PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN
BAB
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan merupakan
ciri khusus seluruh makhluk hidup. Setiap makhluk hidup selalu mengalami proses
pertumbuhan dan perkembangan, termasuk didalamnya yaitu tanaman. Pertumbuhan
merupakan proses kenaikan massa dan volume yang
bersifat irriversible (tidak dapat kembali ke asal) seperti bertambahnya
tinggi, panjang dan lebar pada bagian - bagian tumbuhan. Hal ini terjadi karena
adanya tambahan substansi atau unsur-unsur struktural yang baru dan perubahan
bentuk yang terjadi selama proses tersebut seperti pertambahan jumlah dan
ukuran sel. Pertumbuhan pada suatu tanaman dapat diukur serta dapat dinyatakan dengan
angka atau bersifat kuantitatif.
Berbeda dengan
pertumbuhan, Perkembangan adalah proses pendewasaan menuju tingkat yang lebih sempurna. Perkembangan
pada tanaman tidak dapat dinyatakan secara kuantitatif dan bersifat reversible
(dapat kembali ke asal) karena proses perkembangan pada makhluk hidup berjalan
sejajar dengan proses pertumbuhan. Pada sel, sel berkembang sesuai spesialisasi
mereka masing - masing (berkembang dan terstruktur sesuai fungsi masing-masing).
Contohnya yaitu perubahan dari fase vegetatif menuju fase generatif.
Salah satu indikator keberhasilan dalam menunjukkan
potensi produksi tanaman adalah kemampuan tanaman untuk tumbuh dan berkembang
secara optimal dalam interaksi dengan faktor lingkungan pada saat fase
vegetatif. Fase vegetatif terjadi dengan ditandai adanya pertambahan daun, akar
dan batang. Selain itu, pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh
proses fisiologis didalam tumbuhan. Faktor fisiologis ini di dipengaruhi oleh faktor-faktor iklim seperti radiasi
matahari, suhu, curah hujan dan kelembaban udara. Pertumbuhan dan perkembangan
merupakan proses yang bekelanjutan yang mengarah pada karakteristik
morfogenesis spesies. Kedua proses tersebut di pengaruhi oleh adanya faktor
internal dan faktor eksternal, untuk tingkat pengaruhnya tergantung pada
karakteristik tanaman tersebut. Berlangsungnya proses pertumbuhan pada tanaman
juga ditentukan oleh adanya air dan unsur N. Tanaman menyerap mineral
(unsur-unsur hara) dalam tanah dengan air sebagai pelarutnya. Karena tanaman
tidak dapat menyerap semua mineral yang ada di dalam tanah. Mineral-mineral
dalam tanah tersebut harus diuraikan menjadi senyawa yang kecil yang dapat
diserap oleh tanaman.
Pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman sangat
bergantung dengan keadaan lingkungan di sekitar tanaman tersebut. Misalnya saja
jenis tanah juga sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Karena kandungan
unsur hara pada setiap jenis tanah berbeda. Lingkungan yang baik akan
menghasilkan pertumbuhan tanaman yang baik, hal ini juga berpengaruh pada
kualitas dan kuantitas hasil produksi pada tanaman. Oleh karena itu banyak
dilakukan cara atau teknik untuk menumbuh kembangkan tanaman dengan
memanipulasi faktor genetik maupun faktor lingkungan guna memperoleh hasil
produksi yang maksimal. Karena proses pertumbuhan dan perkembangan sangat
menentukan produksi suatu tanaman.
1.2 Tujuan
1.
Mempelajari terjadinya proses pertumbuhan dan perkembangan organ tanaman.
2.
Mengamati letak daerah pertumbuhan pada akar dan pucuk tanaman.
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Gardner dkk (1985) berpendapat bahwa, pertumbuhan
dan perkembangan merupakan proses yang paling penting dalam kehidupan tumbuhan.
Pertumbuhan dan perkembangan berlangsung secara terus menerus dalam daur hidup
tumbuhan, bergantung adanya ketersediaan meristem pada tumbuhan, hasil
asimilasi, dan hormon serta subtansi pertumbuhan lainnya selain itu, juga didukung
oleh adanya faktor lingkungan.
Pertumbuhan tanaman sangat mempengaruhi dalam produksi tanaman budidaya
modern untuk mendapatkan hasil panen yang maksimal dengan menggunakan
manipulasi genetik dan lingkungan. Faktor - faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman ada dua yaitu faktor internal (genetik) dan faktor
eksternal (lingkungan). Faktor internal meliputi laju fotosintetik, respirasi,
pembagian hasil asimilasidan N, klorofil dan kandungan pigmen lainnya, tipe dan
letak meristem, kapasitas menyimpan cadangan makanan, aktivitas enzim, pengaruh
langsung gen, diferensiasi. Sedangkan faktor eksternal meliputi iklim (cahaya,
temperatur, air, panjang hari, angin dan gas), tanah (tekstur, struktur, bahan
organik, KTK, pH tanah), biologis (Organisme Pengganggu Tanaman).
Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) merupakan kendala
yang sering ditemui dalam pertanaman tanaman budidaya. OPT merupakan salah satu
faktor yang dapat menghambat laju pertumbuhan, perkembangan serta produktivitas
tanaman (Palijama, 2012). Tanaman, tanah dan iklim mempunyai suatu hubungan
yang sangat kompleks dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanman. Sehingga diperlukan adanya simulasi antara
tanaman, tanah dan iklim. Simulasi akan mensimulasikan komponen-komponen proses
yang terjadi selama masa pertumbuhan tanaman seperti (kadar air tanah,
evapotranspirasi), pertumbuhan tanaman (indeks luas daun, berat kering akar,
batang, daun dan umbi) serta fase-fase perkembangan tanaman (Salwati, 2013).
Dukan lingkungan fisik dari tanah dan iklim yang ideal dibutuhkan dalam
keberhasilan pertumbuhan tanman. Pada proses pertumbuhan dan perkembangan
sangat memerlukan tanah yang subur sebagai sumber utama media penyerapan akar.
Tingkat kesuburan tanah disetiap daerah di Indonesia beranekaragam, ada yang
subur dan ada yang tidak subur. Hal ini terjadi dikarenakan adanya perbedaan
dalam pengelolaan tanah di masing-masing daerah (Lasamadi, 2013).
Tahapan
dalam pertumbuhan dan perkembangan sel yang pertama adalah didahului adanya proses
pembelahan sel yaitu satu sel dewasa membelah menjadi dua sel yang terpisah dan
tidak selalu serupa satu sama lain. Untuk tahapan yang kedua yaitu pembesaran
sel adalah proses dimana salah satu atau kedua anak tersebut membesar
volumenya. Selanjutnya peristiwa ketiga yaitu diferensiasi sel yang berarti sel
yang sudah mencapai volume akhirnya, menjadi terspesialisasi dengan cara
tertentu. Berbagai macam cara sel membelah, membesar, dan terspesialisasi telah
menghasilkan berbagai jenis jaringan dan organ tumbuhan, dan banyak jenis
tumbuhan (Salisbury dan Ross, 1992). Untuk mendapatkan pertumbuhan yang baik
tanaman harus memperhatikan media tumbuhnya, tanaman memerlukan zat pengatur
tumbuh (ZPT). Zat pengatur tumbuh merupakan senyawa organik bukan hara, yang
dalam jumlah sedikit dapat mendukung, menghambat dan dapat merubah proses
fisiologis tumbuhan. Selain itu juga berfungsi untuk mengatur dan menunjang
pertumbuhan dan perkembanganya (Patma dkk, 2013).
Pertumbuhan
suatu tanaman sangat dipengaruhi oleh kandungan unsur hara atau mineral-mineral
dalam tanah, terutama nitrogen merupakan senyawa yang sangat dibutuhkan tanaman
dalam proses pertumbuhan. Namun kandungan nitrogen yang dibutuhkan setiap
tanaman berdeda-beda. Selain nitrogen, tumbuhan juga membutuhkan hormon sebagai
perangsang untuk pertumbuhannya. Seperti hormon auksin, giberelin dan sitokinin
yang berperan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Lomer dkk,
2012). Nutrisi pada tanaman yang tidak tepat sangat mempengaruhi proses
pertumbuhan tanaman, nutrisi tanaman ini berkaitan dengan lingkungan seperti
contohnya tanah. tanaman yang tumbuh pada tanah yang subur atau pada tanah yang
memiliki unsur hara yang dibutuhkan tanaman maka tanaman yang tumbuh pada tanah
tersebut akan mengalami proses pertumbuhan yang dengan normal dan baik (Sardoei
dkk, 2014).
Proses pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi
oleh lingkungannya. Lingkungan merupakan faktor eksternal yang sangat
mengganggu pertumbuhan tanaman apabila kondisi lingkungan tidak sesuai dengan
sifat tumbuh tanaman. Kondisi lingkungan ini meliputi intensitas sinar
matahari, temperatur, dan tekanan udara serta adanya mikroorganisme yang
mengganggu tanaman (Huang dkk, 2010). Selain itu, lingkungan sekitar tanaman
juga sangat mempengaruhhi pertumbuhan tanaman misalnya saja tanaman yang
ditanam di lingkungan yang terdapat gelombang suara atau suara musik juga
sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman (Singh dkk, 2013).
BAB
3. METODE PRAKTIKUM
3.1
Waktu dan Tempat
Praktikum
Fisiologi Tumbuhan acara yang berjudul Pertumbuhan dan Perkembangan
dilaksanakan pada hari Sabtu, 20 September 2014 yang bertempat di Laboratorium
Fisiologi Tumbuhan Fakultas pertanian universitas Jember mulai pukul 10.00 –
12.00 WIB.
3.2
Bahan dan Alat
3.2.1 Bahan
1.
Kecambah kacang tanah
2.
Bibit kacang panjang dalam polybag
3.
Aquadest
4.
Tinta hitam (tinta cina)
3.2.2 Alat
1. Kertas
filter
2. Beaker
glass
3. Object
glass
4. Benang
5. penggaris
3.3
Cara
Kerja
3.3.1 Pertumbuhan Akar
1.
Menyediakan suatu ruangan yang lembab
dengan jalan melapisi sisi dalam beaker glass dengan kertas filter basah atau
lembab.
2.
Melapisi object glass dengan kertas
filter kasar dan basah.
3.
Memilih 7 kecambah kacang tanah yang
baik (lurus) dan sehat dengan akar lebih dari 1 cm.
4.
Memberi tanda (titik) pada 5 biji
kecambah dengan tinta cina sebanyak 10 tanda mulai dari ujung akar dengan jarak
interval 2 mm. Memberi tanda pada kecambah yang lain dengan jarak 10 mm dari
ujung akar sebagai kontrol.
5.
Meletakkan kecambah-kecambah tersebut
pada object glass dengan mengikatnya. Mengusahakan ujung akar selalu menempel
pada kertas filter. Memasukkan ke dalam beaker glass yang lembab kemudian menyimpannya
ditempat yang gelap.
6.
Setelah 48 jam mengukur jarak diantara
interval 1 tanda, menghitung nilai rata-rata panjang pada masing-masing nomor
interval (nomor interval 1 sd 10) dan juga panjang rata-rata kontrol (jumlah
panjang kecambah kontrol dibagi banyaknya kecambah kontrol).
7.
Kemudian menyusun dalam bentuk tabel dan
membuat grafiknya (nomor interval sebagai absis dan nilai rata-rata panjang interval
sebagai ordinat) dengan memakai kertas grafik.
3.3.2
Pertumbuhan Pucuk
1. Menanam
biji kacang panjang dalam bak pasir dan membiarkan beretiolasi selama 4 hari
ditempat gelap.
2. Memberi
10 tanda pada epikotil dari 5 kecambah dengan interval 2 mm yang diambil dari
pucuk tanaman dengan menggunakan tinta cina.
3. Menandai
2 kecambah yang lain dengan satu tanda 20 mm dari pucuk tanaman sebagai
kontrol, kemudian menempatkan pada tempat yang gelap.
4. Setelah
48 jam megukur jarak diantara interval tanda, menghitung nilai rata-rata
panjang pada masing-masing nomor interval (nomor interval 1 sd 10) dan juga
panjang rata-rata kontrol (jumlah panjang kecambah kontrol dibagi banyaknya
kecambah kontrol).
5. Kemudian
menyusun dalam bentuk tabel dan membuat grafiknya (nomor interval sebagai absis
dan nilai rata-rata panjang interval sebagai ordinat) dengan memakai kertas
grafik.
BAB
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Pengamatan Pertumbuhan
dan Perkembangan
Perlakuan
|
Ulangan
|
Interval
|
Rata-rata
hari ke
|
|||
0 (mm)
|
2 (mm)
|
4 (mm)
|
6 (mm)
|
|||
Kacang
tanah dari pangkal
|
1
|
1-5
|
2
|
2,3
|
2,9
|
3,1
|
2
|
1-5
|
2
|
2,4
|
2,7
|
2,8
|
|
3
|
1-5
|
2
|
2,4
|
2,6
|
2,8
|
|
4
|
1-5
|
2
|
2.7
|
3,0
|
3,8
|
|
5
|
1-5
|
2
|
2,2
|
2,7
|
2,9
|
|
Kacang
tanah dari ujung
|
1
|
1-5
|
2
|
2,5
|
2,8
|
3,0
|
2
|
1-5
|
2
|
2,3
|
2,6
|
2,7
|
|
3
|
1-5
|
2
|
2,5
|
2,8
|
3,0
|
|
4
|
1-5
|
2
|
2,2
|
2,6
|
2,8
|
|
5
|
1-5
|
2
|
2,3
|
2,6
|
2,8
|
|
Kacang
panjang dari pangkal
|
1
|
1-5
|
2
|
2,2
|
2,6
|
2,8
|
2
|
1-5
|
2
|
2,4
|
2,7
|
3,0
|
|
3
|
1-5
|
2
|
2,4
|
2,7
|
3,0
|
|
4
|
1-5
|
2
|
2,6
|
2,8
|
3,0
|
|
5
|
1-5
|
2
|
2,5
|
2,8
|
3,1
|
|
6
|
1-5
|
2
|
2,2
|
2,6
|
3,0
|
|
7
|
1-5
|
2
|
2,3
|
2,7
|
2,9
|
|
8
|
1-5
|
2
|
2,3
|
2,7
|
2,9
|
|
9
|
1-5
|
2
|
2,2
|
2,4
|
2,7
|
|
10
|
1-5
|
2
|
2,2
|
2,5
|
2,7
|
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil dari
praktikum pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman kacang tanah dan kacang
panjang yang diukur pertumbuhannya pada hari ke 0, 2, 4 dan 6 diketahui bahwa
pada hari ke 0 pada setiap ualangan pertumbuhan tanaman mencapai 2 mm karena
pada praktikum kali ini menggunakan kecambah tanaman dengan memberikan jarak 2
mm pada setiap pangkal dan ujung tanaman yang diamati untuk mempermudah dalam
proses pengamatan. Untuk selanjutnya pada hari ke 2 diketahui bahwa tanaman
kacang tanah yang dihitung pertumbuhan akarnya mempunyai rata rata tertinggi
yaitu pada ulangan ke 4 sebesar 2,7 mm kemudian pada hari ke 4 sebesar pada
ulangan ke 1 dengan pertumbuhan akar sepanjang 6 mm dan hari ke 6 pertumbuhan
tertinggi terjadi pada ulangan ke 4 dengan panjang pertumbuhan 8 mm. Kemudian
pada tabel dapat dilihat bahwa pertumbuhan kacang tanah yang diukur dari ujung
(pertumbuhan pucuk) diketahui hari ke 0 sebesar 2 mm kemudian pertumbuhan yang
tertinggi pada hari kedua terletak pada ulangan ke 2 dan ulangan ke 3 dengan
panjang pertumbuhan sebesar 2,5 mm. Namun pada hari ke 4 pertumbuhan tertinggi
pada ulangan ke 4 karena mempunyai selisih pertumbuhan tertinggi sebesar 4 mm.
Selanjutnya pertumbuhan kacang panjang pada hari ke 0 memiliki panjang 2 mm,
kemudian pertumbuhan yang signifikan terjadi pada ulangan ke 4 dengan panjang
pertumbuhan sebesar 6 mm. Untuk hari ke 4 pertumbuhan kacang panjang tertinggi
terjadi pada ulangan pertama dan ulangan ke delapan dimana pada ulangan
tersebut mempunyai panjang pertumbuhan yang sama yaitu sebesar 4 mm.
Selanjutnya pada hari ke 6 pertumbuhan tertinggi terjadi pada ulangan ke 6
dengan panang pertumbuhan sebesar 4 mm. Berdasarkan data hasil praktikum
tersebut yang mempunyai pertumbuhan sangat cepat pada hari ke 2 terjadi pada
perlakuan pertama menggunakan kacang tanah yang diukur dari pangkal
(pertumbuhan akar) yang ditunjukkan pada ulangan ke 4 dengan panjang
pertumbuhan sebesar 7 mm. Kemudian pada hari ke 4 peningkatan pertumbuhan yang
tertinggi terdapat pada perlakuan kacang tanah yang dari pangkal dengan
pertumbuhan sebesar 6 mm. Pada hari ke 6
terjadi pertumbuhan secara signifikan pada
perlakuan kacang tanah yang diukur petumbuhan akarnya dimana pertumbuhan
akar pada kacang tanah pada ulangan ke 4 merupakan pertumbuhan yang paling
tinggi dengan panjang pertumbuhan sebesar 8 mm. Berarti, dapat disimpulkan
bahwa pertumbuhan yang paling cepat yaitu pertumbuhan akar dibadingkan dengan
pertumbuhan pucuk. Menurut Rusdiana (2000) hal ini dikarenakan pertumbuhan
pucuk tanaman dapat terhambat akibat adanya cahaya yang menghambat kerja dari
hormon auksin. Sedangkan, pada bagian akar tanaman mengalami pertumbuhan yang
cepat karena adanya pengaruh air dimana akar selalu menyerap hara dalam bentuk
terlarut. Hara-hara yang diserap akar tersebut sangat banyak karena tanaman
dalam proses pertumbuhan cenderung membutuhkan banyak nutrisi untuk
pertumbuhannya sehingga akar menyerap banyak nutrisi yang diperlukan tanaman.
Terdapat dua faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman yaitu faktor internal yang
berasal dari dalam dan faktor eksternal yang berasal dari luar tanaman atau
lingkungan tempat tanaman tumbuh. Faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan tanaman ini meliputi gen dan hormon. Gen dapat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman melalui sifat yang diturunkan oleh induknya dan merupakan
hasil dari sintesis protein yang dikendalikan. Hormon dapat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman karena merupakan fitohormon (Zat tumbuh) pada tanaman. Contoh
dari hormon tumbuh pada tanaman yaitu hormon auksin, sitokinin, giberelin, Asam
traumalin, etilen, kalin dan Asam absisat. Faktor selanjutnya yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman yaitu faktor eksternal. Faktor eksternal
meliputi Air, air sangat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman karena tanpa adanya air tanaman tidak akan tumbuh. Fungsi
dari air yaitu membantu proses fotosintesis dan mengaktifkan reaksi enzimatik
serta melarutkan unsur-unsur hara sehingga dapat diserap oleh tanaman. Suhu, suhu juga mempengaruhi pertumbuhan
tanaman karena setiap tanaman membutuhkan suhu yang berbeda beda dalam proses
pertumbuhannya atau sering disebut dengan suhu optimum. Kelembaban, kelembaban yang dibutuhkan setiap tanaman berbeda.
Tetapi pada kebanyakan tanaman umumnya tidak akan tumbuh baik pada tanah dan
udara yang lembab. Makanan, makanan merupakan
sumber materi untuk mensintesis berbagai komponen sel dan merupakan sumber
energi pada tanaman. Cahaya, semakin
tinggi intensitas cahaya pada tumbuhan maka hormon auksin pada tanaman semakin
aktif bekerja sehingga, dapat meningkatkan laju pertumbuhan tanaman.
Perbedaan pertumbuhan pucuk dan
pertumbuhan akar pada tanaman yaitu pada pertumbuhan pucuk umumnya tumbuh ke
atas (diatas permukaan tanah) dan berada pada bagian tanaman yaitu pucuk daun
tanaman hal ini dikarenakan pucuk daun tanaman mencari cahaya matahari untuk
melakukan proses fotosintesis. Sedangkan, pertumbuhan akar memiliki sifat
tumbuh ke bawah menuju pusat bumi (didalam tanah) dan berada pada bagian
tumbuhan yaitu akar. Hal ini dikarenakan akar tanaman mencari mineral atau
unsur hara yang terkandung didalam tanah yang dibutuhkkan oleh tumbuhan. Proses
pertumbuhan pada akar diawali dengan adanya pembelahan sel pada daerah titik
tumbuh akar (sel meristem) dan pada jaringan kambium. Setelah itu proses selanjutnya yaitu
pemanjangan sel yang terjadi pada meristem akar, sehingga mengakibatkan akar
tanaman menjadi bertambah panjang. Sedangkan proses pertumbuhan pucuk pada
tanaman di awali dengan adanya proses differensiasi sel pada meristem, kemudian
sel meristem yang terdapat diujung batang membentuk daun muda yang kemudian
menyelubungi bagian ujung tanaman sehingga, membentuk seperti tunas kuncup dan
kemudian memajang. Pada pertumbuhan akar tanaman cenderung lebih cepat
dibandingkan dengan pertumbuhan pucuk tanaman. Karena pada akar tanaman selalu
menyerap mineral – mineral atau hara-hara dalam tanah yang dibutuhkan oleh
tanaman untuk mempercepat proses pertumbuhan sehingga pada bagian akar tanaman
selalu tercukupi oleh adanya nutrisi. Sedangkan, pada pertumbuhan pucuk tanaman
dapat terhambat karen adanya cahaya matahari dimana cahaya matahari dapat
menghambat kerjadari hormon auksin yang merupakan hormon tumbuh tumbuhan.
BAB
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
1. Berdasarkan dari hasil praktikum diketahui bahwa
pertumbuhan akar pada tanaman cenderung lebih cepat dibandingkan pertumbuhan
pada pucuk tanaman.
2. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan tanaman adalah faktor internal (gen dan hormon) dan faktor
eksternal (keadaan lingkungan tempat tumbuh tanaman).
3. Perbedaan dari pertumbuhan pucuk dan pertumbuhan
akar tanaman yaitu arah tumbuh tanaman dimana pertumbuhan pucuk mengarah ke
atas permukaan tanah sedangkan pertumbuhan akar yaitu mengarah menuju pusat
bumi.
5.2
Saran
Sebaiknya praktikan
lebih mendegarkan apa yang disampaikan oleh asisten dosen agar tidak terjadi
kekeliruan dan pada saat pemberian tanda pada tanaman lebih teliti dan berhati
– hati agar mempermudah pelaksanaan praktikum selain itu, hasil yang didapat
saat pengukuran juga valid.
DAFTAR
PUSTAKA
Gardner,
F.P, Pearce R.B, dan Mitchell R.L. Fisiologi
Tanaman Budidaya. Terjemahan oleh Herawati Susilo. 1991. Jakarta:
Penerbit UI.
Huang
J. dkk. 2010. Functional Analysis of the Arabidopsis PAL Gene Family in Plant
Growth, Development, and Response to Environmental Stress. Plant Physiology, 153: 1526–1538.
Lasamadi, R.D. 2013. Pertumbuhan
Dan Perkembangan Rumput Gajah Dwarf (Pennisetum Purpureum Cv. Mott) Yang Diberi
Pupuk Organik Hasil Fermentasi Em4. Zootek,
32(5): 158-171.
Lomer,
A.M dkk. 2012. Effect Of Nitrogen On The Growth Levels And Development Of Maize
Hybrids In The Condition Of Amino Acids Application. International Journal of Agriculture and Crop Sciences, 4(14):
984-992.
Palijama,
W., Riry J. Dan Wattimena A.Y. 2012. Komunitas Gulma Pada Pertanaman Pala
(Myristica Fragrans H) Belum Menghasilkan Dan Menghasilkan Di Desa Hutumuri Kota
Ambon. Ilmu Budaya Tanaman, 1(2):
134-142.
Patma,
Utri dkk. 2013. Respon Media Tanam Dan Pemberian Auksin Asam Asetat Naftalen Pada
Pembibitan Aren (Arenga Pinnata Merr). Online
Agroekoteknologi, 1(2): 1-10.
Rusdiana,
O., Y. Fakuara., C. Kusmana., dan Y. Hidayat. 2000. Respon Pertumbuhan Akar
Tanaman Sengon (Paraserianthes Falcataria) Terhadap Kepadatan Dan Kandungan Air
Tanah Podsolik Merah Kuning. Manajemen
Hutan Tropika, 6(2): 43-53.
Salisbury,
F.B. dan Ross, C.W. 1992. Fisiologi
Tumbuhan Jilid 3. Terjemahan oleh Dr. Diah R. Lukman dan Ir. Sumaryono,
MSc. 1995. Bandung: Penerbit ITB.
Salwati, dkk.
2013. Model Simulasi
Perkembangan, Pertumbuhan Dan Neraca Air Tanaman Kentang Pada Dataran Tinggi Di
Indonesia. Informatika Pertanian,
22(1): 53-64.
Sardoei,
A.S, Fahraji S.S, dan Ghasemi H. 2014. Effects Of Different Growing Media On
Growth And Flowering Of Zinnia (Zinnia Elegans). International journal of Advanced Biological and Biomedical Research,
2(6): 1894-1899.
Singh
A., Jalan A. dan Chatterjee J. 2013. Effect Of Sound On Plant Growth. Asian J. Plant Sci. Res, 3(4): 28-30.
Casino Resort Las Vegas - MapYRO
BalasHapusCasino 제천 출장마사지 Resort is a 3-acre 화성 출장마사지 property in Henderson, NV. This 경기도 출장마사지 property was recently sold for 평택 출장안마 $3.75 billion and has an estimated value of 대전광역 출장안마 $3,829